PERSIJA HARGA DIRI GUE....ORANGE WARNA GUE
JAKMANIA TEMEN GUE....KEBANGGAAN IBUKOTA
I CANT STOP LOVING PERSIJA &
PERSIJA YOU'LL NEVER WALK ALONE

Jumat, 01 Oktober 2010

Liga Premier Indonesia dan Opini gue

Buat yg belom denger Liga Premier Indonesia, nih ada artikelnya (gw copas dari salah satu blog)

Liga Primer Indonesia (LPI) akan menjadi tandingan Indonesia Super League (ISL) ternyata bukan sekedar wacana, tapi menjadi hal yang serius. LPI yang dimotori pengusaha Arifin Panigoro ini dibuat dalam rangka merevolusi persepakbolaan nasional. Jika memang jadi terlaksana, LPI akan menjadi kompetisi sepakbola yang menyaingi Indonesia Super League (ISL) dan kompetisi dibawahnya yang dikelola PSSI (PT Liga Indonesia).
Pro dan kontra terhadap wacana LPI ini tidak hanya datang dari pengurus PSSI yang dibuat panas, tapi juga dari klub-klub sepakbola profesional yang ada di Indonesia. Begitupun para suporter Indonesia yang mendukung maupun tidak mendukung wacana ini.
Pada siaran persnya dalam deklarasinya jumat (18 September 2010) seperti yang saya baca di Kompas, pihak Liga Primer Indonesia (LPI) mengklaim telah ada 15 klub yang siap mengikuti LPI, diantaranya adalah PSM Makassar, Persebaya Surabaya, Arema Malang, Persija Jakarta, PSMS Medan, Persipura Jayapura, Semen Padang, Persitara Jakarta Utara, PSPS Pekanbaru, PSS Sleman, Persijap Jepara, PSIS Semarang, Persema Malang, Deltras Sidoarjo, dan Persibo Bojonegoro.
Seiring waktu, klub sepak bola yang diklaim menyangkal akan ikut kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI). Bahkan 18 klub peserta ISL 2010/2011 dalam pertemuan dengan Badan Liga Indonesia (BLI) /PSSI dihari yang sama dengan deklarasi LPI, menegaskan mereka tidak akan membelot dari PSSI. Jika disimak pada wacana di media, tampak Persebaya Surabaya yang musim ini terdegradasi dari ISL yang terang-terangan mendukung rencana LPI ini.
Sebagaimana dijelaskan oleh pihak Liga Primer Indonesia (LPI), kompetisi ini dibuat juga dalam rangka menciptakan kemandirian klub-klub sepak bola di Indonesia agar tidak selalu bergantung pada dana APBD daerah masing-masing. Mereka ingin klub-klub di Indonesia benar-benar profesional. Selama ini dengan mengikuti kompetisi ISL atau liga Indonesia yang dikelola PSSI, klub tidak mendapatkan penghasilan sebagaimana yang didapat klub-klub Eropa, seperti Liga Inggris, Italia, Spanyol dll. Konon LPI yang dikelola Pengusaha Arifin Panigoro bersama beberapa pengusaha Indonesia ini akan memberikan dana awal sebesar Rp 30 Miliar untuk setiap klub yang bergabung dengan LPI.
Perbedaan lainnya, LPI dan kompetisi di Eropa dimiliki oleh pesertanya sehingga seluruh keuntungan yang didapat dari kompetisi itu dikembalikan ke peserta. Sementara kompetisi di Indonesia, klub tidak mendapatkan keuntungan finansial apa pun dengan mengikuti kompetisi tersebut kecuali hanya mendapat subsidi dalam jumlah kecil dari dana sponsor.  Selama ini, klub sangat bergantung kepada APBD, yang merupakan uang rakyat. Liga Primer Indonesia mampu menyelamatkan uang negara sebesar Rp 600 miliar setiap tahunnya. (Kompas, Jumat, 17 September 2010)
Menarik! Saya pribadi menilai ini sebagai wacana menarik sekaligus sebuah ironi. Jika benar-benar jadi digelar, Liga Primer Indonesia (LPI) ini tentu akan menjadi saingan ISL versi PSSI. Bisa menimbulkan perpecahan tidak hanya dikalangan elite tapi juga diakar rumput (suporter) dalam memberikan dukungannya, terhadap ISL atau LPI. Sisi positifnya, jika berhasil maka ini akan menjadi revolusi sepakbola yang cantik. Jika pun tidak jadi digelar, setidaknya ini menjadi shock therapy untuk pengurus PSSI termasuk pemerintah dalam hal ini yang selama ini dinilai tidak kompeten dalam mengelola sepak bola nasional.

artikel barusan yg gw copas itu tentang LPI. Banyak Pro Kontra tentang LPI, contoh kelompok yg pro adalah The Jakmania. nih artikelnya:

Suporter Persija Jakarta, The Jakmania mendukung kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI) yang digulirkan oleh pengusaha Arifin Panigoro dan belasan klub sepak bola profesional di Indonesia. Menurut mereka, konsep yang ditawarkan pengelola LPI bakal membuat kompetisi sepak bola di Indonesia semakin baik karena klub bisa mandiri dan tidak lagi tergantung Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
“Kami dukung LPI. karena ini baik untuk perubahan sepak bola Indonesia agar menjadi lebih baik lagi,” kata Achmad Richard, Sekretaris Umum The Jakmania, kelompok suporter Persija, di Jakarta, Sabtu (18/9).
Richard berharap Persija bisa turun di dua kompetisi, yaitu LPI dan Liga Super Indonesia. “Mungkin caranya dengan memecah tim jadi dua, satu ikut LPI dan satunya lagi untuk di ISL,” jelasnya.

Setelah gw banyak nyari tentang LPI dengan bantuan google, gw nemu beberapa artikel tentang penolakan LPI oleh PSSI. Males gw tampilin nih artikel. Gue tau alasan PSSI nolak LPI karna takut si Nurdin Halid kehilangan duit dari hasil korupsi dan pengaturan skor yg menguntungkan para penjudi bola sehingga para penjudi bola bisa "setor" uang ke Nurdin Halid. Gw dan suporter lainnya gak bakal berhenti nyuruh Nurdin Halid mundur. Gw dan suporter lainnya gak bakal berhenti bilang (maaf) PSSI JANC*K sampe si Nurdin turun dari ketua PSSI demi kemajuan PSSI. Walaupun gw masih kelas 8 (2 smp).....gw siap demo bahkan mogok makan demi sepakbola Indonesia

 

Jumat, 24 September 2010

tugas-4 TIK

Angkatan perang Jepang mengalami kemunduran dalam pelbaga front pertempuran. Untuk menarik simpati rakyat di daerah pendudukan agar membantu Jepang dalam Perang Asia Timur Rayanya, Jepang mengeluarkan pernyataan tentang “janji kemerdekaan di kemudian hari”. Janji ini kemudian direlasasi Jepang dengan membentuk badan-badan untuk mempelajari, mempersiapkan dan melengkapi kemerdekaan Indonesia.
Sebagai tindak lanjut dari rencana tersebut, meka pada tanggal 5 September 1943. Saiko Shikikan (Kumaiciki Harada mengeluarkan osamu Seirei no. 36 dan 37 tentang pembentukan Chuo Sangi In dan Chuo Sangi Kai. Pada sidang chuo sangi In I, tanggal 17 Oktober 1943 dilantik secara resmi, ketua Cuo Sangi In, yakni Soekarno dan dua orang wakil ketua, yakni R.M.A.A. Kusomo Utoyo dan dr. Buntaran Martoatmojo.
Dari segi perjuangan untuk segera mencapai kemersekaan, keberadann Chuo Sangi In tidak banyak berarti. Akan tetapi adanya badan itu semakin menambah wawasan dan pengalaman bagi para anggota. Hal ini penting, karena para anggota Chuo Sangi In umumnya adalah para pejuang nasionalis yang bercita-cita mencapai kemerdekaan. Jepang benar-benar tyerancam dalam perangnya melawan sekutu. Untuk semakin menarik simpati bangsa Indonesia agar tetap mendukung Jepang, maka pada tanggal 1 Maret 1945, Kumachi Harada mengumumkan pembentukan Bdan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi Cosakai. Sebagai ketua adalah Dr. Rajiman Widyodiningrat. Wakil-wakil ketua yakni Icibangase yang sekaligus sebagai kepala Badan Perundinga dan RP. Soroso yang sekaligus sebagai kepala sekretariat. Sebagai kepala skretariat, RP. Suruso dibantu oleh Toyohito Masudan dan MR. AG. Pringgodigdo. BPUPKI pada tanggal 28 Mei 1945 diresmikan.
            Maksud tujuan dibentuknya BPUPKI adalah untuk mempelajari dan menyelidiki hal-hal yang berkaitan dengan pembentukan negara Indonesia. Jika suatu saat kelak meneguhkan kemerdekaannya, maka bangsa Indonesia sudah harus memiliki dasar negara. Oleh karena itu, BPUPKI merumuskan dasar negara. Pada rapat tanggal 11 Juli 1945. Panitia perancang UUD secara bulat menerima Piagam Jakarta sebagai pembukaan UUD.

Liburan Puasa (tugas Tik)

Assalamualaikum Wr.Wb
Ini postingan pertamaku buat ngerjain tugas tik

Waktu libur lebaran, kami sekeluarga pergi ke Bandung dalam rangka silaturahmi  dengan kakek dan nenek dari bapak saya, apalagi kondisi kakek lagi sakit parah. Selama perjalanan Jakarta-Bandung sih ok ok aja. Walau Bandung bisa dibilang "dekat" dengan Jakarta, tapi ke Bandung sangatlah berbahaya bagi seorang The Jakmania. Perjalanan Jakarta-Bandung sih gak ada masalah sama sekali. Begitu sampai di Bandung, kami sekeluarga langsung pergi ke rumah Kakek di wilayah Buahbatu, Bandung Selatan. Kami sesampainya di rumah kakek langsung istirahat. Satu jam kemudian, kakek minta dibeliin Bandrek bungkusan yang langsung bisa diseduh. Saya dan ayah langsung pergi ke sebuah minimarket terdekat untuk membelikan pesanan kakek saya tersebut. Selepas pulang dari minimarket, tak ada kegiatan yg kami lakukan. Besoknya kami Sholat Ied di dalam masjid karena lapangan untuk sholat ied basah terkena hujan yg mengguyur Buahbatu malam sebelumnya. Selepas sholat ied, kami pulang ke rumah kakek saya dan langsung bermaaf-maafan karena habis lebaran. Lalu kami pergi ke rumah kakaknya nenek saya (kalo gak salah) tak jauh dari tempat tinggal kakek saya. Dan kami melakukan hal yang sama, yaitu bermaaf-maafan dan makan. Karena tidak ada lagi kegiatan di Bandung, sorenya kami pulang ke Jakarta.

1 Minggu Kemudian.....

Saya sekeluarga pergi ke Tasikmalaya untuk jalan-jalan, bersilaturahmi, berziarah, dan melihat rumah kakek saya sebelum pindah ke Bandung. Perjalanan lancar, tak ada masalah. Kami melakukan konvoi 4 mobil. 3 mobil lainnya adalah mobil dari saudara dan kerabat ayah saya. sesampainya di Tasik, tujuan pertama adalah ziarah ke makam orangtuanya kakek saya di dekat Manonjaya. Setelah berziarah, kami pergi ke rumah kakek saya sebelum pindah ke Bandung. Kini, rumah tersebut ditempati oleh sebuah keluarga yang sudah saling kenal dengan keluarga kakek saya. Dibelakang rumah terebut ada reruntuhan bangunan dan di halaman rumah tersebut ada empang. Sebetulnya, reruntuhan bangunan tersebut adalah rumah kakek saya sebelum akhirnya dibakar oleh Tentara Jepang. Setelah perang kemerdekaan, rumah kakek saya dibangun kembali di depan reruntuhan bangunan tersebut. Kami juga memancing di empang samping rumah. Setelah agak siang, kami mencari makan. Kami melewati jembatan Cirahong. Jembatan Cirahong terkenal dengan strukturnya, di bagian atas jembatan Cirahong adalah jalur kereta. Sedangkan dibawahnya jalur kendaraan bermotor. Di dekat jembatan Cirahong, kami makan di sebuah restoran sunda. Harganya cukup murah, Rp.500.000 untuk 25 orang. Setelah makan, kami melewati Masjid raya Manonjaya yg sekarang lagi direnovasi. Menara Masjid raya Manonjaya pernah dipanjat oleh kakek saya. Malamnya, kami menginap di sebuah penginapan kecil. Keesokan harinya, sebelum pulang, kami makan di warung bubur yang terkenal di Tasikmalaya yaitu Bubur Z*en*l. Tak lupa, sebelum pulang ke Jakarta, kami mengunjungi rumah kakek saya di Bandung. Perjalanan Jakarta-Tasik butuh waktu 5 Jam. Tak heran, sampai rumah kami sekeluarga langsung tidur.